30 March 2009

HUKUM OHM

Untuk mengetahui hubungan antara kuat arus, tegangan dan hambatan listrik, diketahui bahwa:

1. Bila arus listrik mengalir melalui suatu kawat penghantar tertentu :
  • Jika diberikan tegangan yang besar, maka kuat arusnya besar
  • Jika diberikan tegangan yang kecil, maka kuat arusnya kecil
2. Bila percobaan dilakukan dengan suatu tegangan tertentu :
  • Jika digunakan kawat penghantar dengan nilai hambatan yang kecil (kawat berpenampang besar), maka kuat arusnya besar.
  • Jika digunakan kawat penghantar dengan nilai hambatan yang besar (kawat bernampang kecil) maka kuat arusnya kecil.
Rumusan hasil percobaan tersebut dikenal dengan Humum Ohm
Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar berbanding lurus dengan tegangannya dan berbanding terbalik dengan hambatannya.
Dalam bentuk rumus dituliskan :
I = V/R atau V = I x R atau R = V / I
Yang pertama kali menemukan hubungan antara kuat arus, tegangan dan hambatan, adalah seorang yang bernama George Simon Ohm. Hasil kesimpulannya tersebut selanjutnya dikenal dengan nama Hukum Ohm. Dengan hukum Ohm dapat dihitung besarnya kuat arus, tegangan dan hambatan.
Berikut ini adalah sebuah gambar diagram yang dapat dipergunakan sebagai rujukan untuk perhitungan:



Keterangan :
V --> Tegangan dengan satuan Volt
I  --> Arus dengan satuan Ampere
R --> Tahanan dengan satuan Ohm
P --> Daya dengan satuan Watt

Contoh :
Sebuah penghantar listrik ujung-ujungnya dipasang tegangan sebesar 9 Volt. Pada penghantar itu mengalir arus listrik dengan kuar arus 3 Ampere. Berapa besar hambatan penghantar tersebut?

Jawab :
R = V/I = 9/3 = 3 Ohm


Source

1 comment: